Lynna's blog

Catatan harian seorang gadis

Saturday, February 13, 2016

Young Bride (1)

apa yang harus kutulis? Mulai untuk membuat suatu cerita naskah. Gak cuma ngayal aja.

Sinopsis :
Menikah di usia muda adalah hal yang tidak pernah dipikirkan oleh seorang pelajar SMA seperti Aira. Namun, bila calon pria nya adalah sosok idaman bagi para wanita, siapa yang dapat menolak? :v

Prolog :
Aira, seorang mahasiswi semester 5. Telah menikah saat semester 3 akhir. Suaminya adalah Adrian, beda 5 tahun dengannya. Menikah setelah Adrian menyelesaikan masa studi S2 nya di Jerman selama 2 tahun. Tinggalnya di rumah Adrian.

Aira : Sama sekali tidak pernah terpikir olehku sebelumnya untuk menikah di usia muda.
Hingga sekarang aku tak percaya bahwa dia adalah suamiku.
Ya, Adrian namanya. Kami menikah saat aku masih semester 3. Tepatnya pada saat liburan akhir semester 3.
Usiaku masih muda banget waktu itu. 19 tahun! Ya! Aku menikah saat umurku 19 tahun!
Dan bukan tanpa alasan kenapa aku mau menikah di usia semuda ini.
Ini adalah kisahku... Smiley

Episode 1 :
Aira berlari begitu cepat, ia tak mau ketinggalan upacara hari ini. Dengan cepat ia berlari.
"Haduuh gawat, kalo gak cepet, bisa ditutup nih gerbangnya" Aira kemudian melewati mesin minuman. Terpikir olehnya untuk membeli kopi terlebih dahulu.
"Karna tadi gak sempet sarapan, beli kopi dulu ah. Biar gak ngantuk pas upacara" Aira memasukkan uang 5000 ke mesin minuman, namun setelah menekan kopi yang dia inginkan, kopinya tidak mau keluar.
"Eh, kok gak mau keluar sih? Haduuuh jangan2 mesinnya rusak. Duuh kenapa harus di saat seperti ini sih!" Aira menendang mesin minuman, namun kopi yg ia pilih tak kunjung keluar juga.
"Ah bodo lah!" Aira kemudian berjalan pergi. Namun langkahnya terhenti. Ia berbalik, melihat seorang pria memungut kopi kaleng yg dipencet Aira.
"Ah maaf, sepertinya kopi itu milikku" ucap Aira.
"Milikmu? Yang benar saja, jelas-jelas aku yang mengambilnya, dan aku sudah masukkan uangku." Ucap si pria.
"Ah tapi tadi aku juga masukkan uangku tapi kopinya tidak mau keluar" Aira terus memaksa.
"Tapi sepertinya aku yang beruntung karena mendapatkan kopi ini. Ini adalah merk kopi favorit yang disukai semua orang, jelas saja banyak yang ngincar" kata pria itu. Aira merasa kesal kemudian menendang mesin minuman itu lagi.
"Dasar mesin sialan! Kalau tidak mau ngasih kopi setidaknya balikin uang 5000ku !!" Aira marah.
"Hey, kalau kau menendang terus mesin itu yang ada malah rusak. Begini saja, karena aku baik hati, akan kuberikan kopiku untukmu, aku bisa membeli lagi di toko lain" pria itu melemparkan kopinya pada Aira. Aira menggerutu kesal.
"Sepertinya kau sedang terburu-buru. Ahiya, ini kan hari senin ya." Kata si pria. Aira melirik jam tangannya kemudian panik.
"Sudah jam segini!! Gawat!" Aira kemudian berbalik badan segera berlari.
"Hey kamu sombong banget. Bilang makasih aja enggak." Teriak pria itu tiba-tiba.
"Iya deh makasih. Udah ya aku telat." Aira kemudian berlari sekuat tenaga.

Sementara itu, si pria menekan tombol pada mesin minuman. Lalu mengambil kopi kaleng. Ia pun tersenyum.

Aira berdiri menunggu angkutan umum. Namun, belum ada angkutan yang diharapkannya lewat. Sambil merasa panik. Ia sambil meminum kopi yang ia dapat tadi dengan perasaan kesal.
"Siapa sih cowok tadi, ngeselin banget. lagaknya dah kayak orang kaya ngeselin" batin Aira. Tiba-tiba sebuah mobil pergi ke arahnya. Dibuka jendela mobil itu dan ternyata si pria yang tadi.
"Hey, kamu pasti hampir telat kan. Ayo masuk, biar kuantar." Kata si pria.
"Eh apa-apaan, kamu ngikutin aku ya!? Mau nyulik aku ya!?" Aira panik.
"Udah deh masuk aja. Sekolahmu di SMA Bhakti Persada kan? Aku juga lewat situ kok." Kata pria itu. Karena merasa tak punya pilihan lain, Aira pun masuk ke mobil itu.
"Jam segini angkutan umum jarang yang lewat karena macet. Kalo berangkat telat 5 menit aja, sudah tidak ada yang lewat, angkutan umum." Ucap si pria mengajak ngobrol.
"Gara-gara kamu tadi mengambil kopi yang seharusnya milikku. Aku jadi hampir telat" ucap Aira kesal.
"Ah tidak, ini gara2 aku telat bangun 5 menit. Dan gara2 aku berurusan sama mesin minuman sialan itu. Tapi entah kenapa aku malah menyalahkan sepenuhnya ke pria ini." Batin Aira.
"Hahaha. Baiklah aku minta maaf kalau tadi aku membuatmu kesal. Wanita selalu menang" kata si pria. Aira hanya menggerutu. Kemudian dilihatnya kopi yg merk nya sama seperti yg ia minum di dalam mobil itu.
"Namaku Adrian. Siapa namamu?" Ucap si pria memperkenalkan diri.
"Apa pentingnya kau tau namaku?" Ucap Aira ketus.
"Karna aku yakin, suatu saat nanti, kita pasti akan bertemu lagi" kata Adrian. Kemudian ia melirik gantungan name tag di tas Aira.
"Apa-apaan sih cowok ini? Seram sekali. Rasanya ingin cepat2 turun" batin Aira.
"Ah, kita sudah sampai. Sebaiknya kau cepat lari sebelum pintu gerbangnya ditutup." Ucap Adrian sambil menghentikan mobilnya. Aira pun buru-buru turun.
"Terima kasih atas tumpangannya" ucap Aira agak judes kemudian berlari.
"Aira !!!" Adrian berteriak. Aira menoleh kaget.
"Sampai ketemu lagi ya." Ucap Adrian. Aira terkaget.
"Darimana ia tau namaku?? Oh iyaa, name tag. Bodoh sekali aku" batin Aira.
"Ahh, gerbangnya !!!" Aira berlari sekuat tenaga.



"Aduuuh, Aira lama banget sih. Tumben hari ini telat." Ucap seorang gadis, temannya Aira.
"Kariiin! Lihat itu !!" Kata seorang cowok di sebelahnya.
"Ahh itu Aira !! Gawat!! Gerbangnyaaa!" Ucap Karin.
"Aku akan mengalihkan perhatian. Kamu tolong Aira." Cowok itu kemudian berlari ke arah satpam.
"Paaak ! Tolong paaak tolooong! Gawat Pak!"
"Apa yang gawat nak?"
"Ada yang pingsan Pak! Ayo ikut saya Pak!" Cowo itu kemudian memberi kode pada Aira untuk berlari. Sementara Karin membuka lebar gerbangnya. Dengan sekuat tenaga Aira berlari memasuki gerbang.
"Hosh! Hosh! Apa upacaranya sudah mulai?" Tanya Aira.
"Sebentar lagi. Ayo, kita taruh tas mu dulu" ajak Karin.

"Kucing nya kasian Pak, dia pingsan. Pasti dia belum makan." Ucap si cowok mendramatisir.
"Haduh, kamu ini ada-ada saja. Kirain orang yang pingsan. Kucing itu cuma tidur. Gak usah lebay deh" kata satpam penjaga gerbang.
"Eh iya pak. Ah syukurlah, saya kira kucingnya pingsan. Hehe" kata si cowo.
"Duuh kamu ini. Ya sudah, baris lagi sana!" Kata si satpam. Si cowo cuma nyengir.

"Van!! Hey!" Teriak Karin memanggil nama cowo itu.
"Syukur deh Aira masih bisa masuk. Tapi kok tumben kamu telat? Gak biasanya?" Tanya Van.
"Ahh itu karna kopi... ah maksudku aku telat naik angkot karna beli kopi dulu" kata Aira.
"Kamu memang kopi addicted ya. Kalo gak minum kopi pasti kamu udah molor terus." Ucap Karin.
"Hati-hati ada sianida nya" ucap Van.
"Ahh sianida, sianada, ato sia sia apalah gak berpengaruh buat aku" kata Aira 

***

"Hoaaaam, pelajaran hari ini bikin ngantuk banget tadi." Ucap Aira.
"Udah minum kopi masih aja ngantuk" kata Van.
"Eh Aira, liat deh itu" kata Karin. Aira menoleh ke arah lapangan basket. Sesosok cowok keren diteriaki para gadis sedang bermain basket.
"Itu si Ricky, kapten basket sekolah kita. Dia populer banget. Udah gitu dia juga pinter di kelasnya." Ucap Karin. Aira memandang Renaldo di tengah lapangan, sekilas melihatnya tersenyum ke arah Aira.
"Wahh dia liat kesini. Jangan2 dia senyumin kamu!" Kata Karin.
"Apa sih Karin." Kata Aira.
"Yaaah, dia memang populer, udah pinter main basket, pinter pelajaran juga. Gak cupu kayak aku." Ucap Van.
"Makanya, kamu harus lebih rajin lagi dong. Jadi cowok yg macho!" Kata Karin.
"Udah-udah, mending kita beli makan aja yuk. Laper nih." Kata Aira
"Hari ini kita ditraktir Van!" Ucap Karin.
"Eh enak aja! Lagi tekor nih aku" kata Van. Aira dan Karin hanya tertawa.

Pulang sekolah...
"Aku mau ke perpus dulu ya, kalian pulang duluan aja" ucap Aira berpisah dari 2 sahabatnya.
"Huuu dasar kamu tongkrongannya di perpus terus biar lagi gak ulangan. Ya udah hati2 ya!" Kata Karin.
"Van, kamu harus meniru Aira tuh yang rajin banget baca buku makanya otaknya encer, jangan nge game melulu." Kata Karin.
"Aahh kamu juga bacanya komik melulu. Komik webtoon pula. Apa bedanya." Kata Van.
"Gini-gini aku kadang suka baca yang bermanfaat tau." Kata Karin.
"Ahh masaa? Wkwkwk" ledek Van.



Di perpus.
"Buku ensiklopedia sejarah penemuan... hmm dimana ya" Aira mencari buku yang ingin dibacanya di perpus.
"Ahh, ini dia. Cuma ada satu bukunya." Aira mengambil buku yg dicarinya kemudian membacanya.
"Aku mau pinjam buku yang ini ahh. Buku sebelumnya tentang penemuan-penemuan sudah kubaca sampai habis" batin Aira.
"Ahh maaf, buku itu hanya tinggal satu ya?" Suara seorang cowok ganteng mengagetkan Aira.
"Eh...eh...i iya" ucap Aira terkaget.
"Bukankah ini Ricky, kapten basket populer itu?" Batin Aira.
"Wahh sayang sekali ya. Padahal aku butuh buku itu untuk referensi makalahku." Ucap Ricky.
"Ohh, tugas sejarahnya Pak Kujo ya?" Tanya Aira.
"Ah iya. Kamu juga dapat tugas itu? Tanya Ricky.
"Ohh kalo itu, hmm, kelasku sudah mengumpulkannya minggu lalu." Kata Aira.
"Begitu ya. Berarti kali ini giliran kelasku. Apakah kamu pake buku itu juga buat referensi?" Tanya Ricky.
"Enggak, aku pake buku yang lain. Aku cuma senang membaca buku seperti ini aja." Kata Aira.
"Oh begitu ya. Anak-anak lain mencari referensinya lewat internet. Tapi aku lebih suka dari buku karena sumbernya jelas." Ucap Rikki.
"Iya benar. Hmm, kalo begitu, kamu mau pinjam buku ini?" Tanya Aira.
"Eh, bener gpp? Tapi kan kamu lagi baca itu." Tanya Rikki.
"Gpp kok. Aku bisa baca setelah kamu selesai. Kan kamu harus mengerjakan makalah." Ucap Aira sambil memberikan bukunya.
"wahh makasih banyak ya. Oh iya kalo gak salah, kamu Aira dari IPA 5 ya?" Tanya Rikki.
"Eh iya, kamu tau aku?" Tanya Aira tak percaya.
"kamu pernah menang lomba karya ilmiah sekolah." Kata Rikki.
"Oh begitu ya. Hehehe" kata Aira tersipu.
"Perkenalkan, aku Rikki dari IPA 1. Mungkin kamu pernah dengar namaku kalo nonton basket di sekolah." Kata Rikki sambil mengulurkan tangannya.
"Aira." Aira menyambut jabatan tangan Rikki.
"Hmm, IPA 1 kelas unggulan isinya murid pintar semua..." batin Aira.
"Oke deh Aira, kalo begitu aku pinjam dulu ya bukunya, akan secepatnya aku kembalikan." Ucap Rikki.

***

Aira melangkahkan kakinya menuju rumah.
"Tak kusangka, ternyata orang seperti Rikki mengenalku." Batin Aira. Kemudian ia melewati mesin minuman kopi.
"Gara-gara kamu nih aku jadi telat." Ucap Aira menggerutu sendiri. Kemudian ia berjalan.
"Aku pulaaang." Ucap Aira.
"Eh anak mama sudah pulang." Ucap ibu Aira.
"Aira, kemarilah, biar ayah kenalkan kamu dengan seseorang." Ucap ayah Aira. Aira menoleh ke arah ruang keluarga dan ia pun kaget.
"Hah!! Kamuuuu!!" Ucap Aira terkaget.
"Hai Aira. akhirnya kita ketemu lagi ya." Ucap Adrian.
"Kalian sudah saling kenal? Bagus lah kalau begitu." Ucap ayah Aira.
"Maksud ayah apa?" Tanya Aira.
"Aira, ini adalah Adrian, anaknya sahabat ayah. Dia adalah calon suamimu." Kata ayah Aira.
"APAAAAAA !???" Aira terkaget.

*******



Episode 2 : Nikah muda??
"Om kalo gitu, saya pulang dulu ya. Aira sepertinya lelah. Biar ia istirahat dulu" kata Adrian.
"Ahh terima kasih nak Adrian sudah datang kemari. Salam untuk papamu ya." Kata ayah Aira.
"Kita akan lebih sering bertemu." Bisik Adrian pada Aira. Kemudian ia pergi.

"Ayaaaah! Ibuuuu!! Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa aku punya calon suami?? Aku kan masih SMA!" Teriak Aira pada malam hari.
"Duduklah dulu" kata ayah Aira.
"Tidak ada yang menyuruhmu menikah sekarang. Kamu masih SMA." kata ayah Aira.
"Lalu apa maksudnya aku punya calon suami??" Tanya Aira.
"Dia adalah jodohmu yang sudah ayah siapkan. Supaya kamu gak sembarang cari pacar nanti. Ingatlah Aira, tidak banyak lelaki yang bisa dipercaya di dunia ini. Ayah gak mau lihat kamu nantinya cuma dipermainkan sama cowok. Untuk itu,  ayah akan pilihkan kamu yang terbaik." Kata ayah Aira.
"Ta...tapi ayah, bukankah ini terlalu buru-buru? Aku kan nanti harus kuliah dulu, cari kerja, cari uang, menikah itu kan masih lama." Kata Aira.
"Tidak masalah, kamu bisa menikah sambil kuliah." Ucap ayah Aira dengan entengnya.
"APAAAAAA !!!???" Aira shock.
"Adrian adalah lelaki yg bertanggungjawab. Dia pintar dalam segala hal. Dia juga punya masa depan yang baik. Ayah tak akan khawatir jika harus melepaskanmu untuknya. Dibandingkan nanti ayah harus melepasmu kepada lelaki yang belum ayah kenal, ayah tidak akan sanggup." Jelas ayah Aira. Aira pun terdiam. Tiba2 ibu Aira datang. 
"Aira, apa kamu lupa, dulu ayah dan ibu juga menikahnya pas waktu kuliah." Kata ibu Aira.
"Ahh benar juga. Bahkan dulu ayah dan ibu menikah di usia yang sangat muda. Waktu awal masuk kuliah!!" Batin Aira.
"Kenapa ayah dan ibu memutuskan langsung menikah? Memangnya waktu itu ayah sudah mapan?" Kata Aira.
"Kamu menghina ayah?" Kata ayah Aira.
"Hmm, kenapa ya, karna waktu zaman dulu sudah banyak yang menikah muda. Usia 17tahun kalo zaman dulu udah ditanyain calon." Ibu Aira tertawa.
"Ibuuu, bukan itu maksudku." Kata Aira.
"Hahaha" ibu Aira tertawa.
"Kok ibu malah ketawa?" Tanya Aira.
"Ayahmu sewaktu SMA adalah murid yang paling pintar. Tidak hanya itu, sewaktu sekolah, ayahmu sudah jadi pengusaha muda yang sukses sampai masuk koran." Kata ibu Aira. Ayah Aira tersipu.
"Sewaktu ayahmu mengenal ibu, tanpa basa basi langsung meminta ibu menjadi istrinya, padahal waktu itu ibu masih sekolah." Ibu Aira kembali tersipu.
"Ayah dan ibu tidak pacaran dulu ya?" Tanya Aira.
"Aira, ingat apa yang ayah katakan padamu tentang pacaran??" Tanya ayah Aira.
"Pacaran hanya buang-buang waktu untuk belajar." Jawab Aira.
"Camkan itu." Kata ayah Aira.
"Tapi masa ayah dan ibu gak pernah pacaran, langsung nikah?" tanya Aira.
"Tentu saja ayah dan ibu pacaran... setelah menikah." Ibu Aira tersenyum. Aira makin shock tak mengerti.

Di kamar...
Aira termenung sendirian di kasur. Memikirkan perkataan ayah dan ibunya. Pacaran setelah menikah, menikah di usia muda. Sungguh tak ia mengerti.




Keesokan harinya...

"Heeeeh!!!?? Calon suami???" Teriak Karin dan Van mendengar cerita Aira.
"Nggak usah teriak napa." Kata Aira.
"Hehe, maap." Kata Van.
"Jadi jodohmu udah disiapin dari sekarang, biar kamu gak sembarang pacaran sama cowok gitu ya." Kata Karin.
"Ya gitu lah. Gak ngerti aku sama kemauan ayahku. Sejak dulu aku memang gak pernah dibolehin pacaran karena mengganggu belajar." Kata ayah Aira.
"Tapi ayahmu itu bener loh, jaman sekarang gak banyak cowok yang bisa dipercaya. Mulutnya manis padahal hatinya kayak buaya." Kata Van.
"Termasuk kamu ya Van." Ejek Karin.
"Eh kok aku?? Mentang2 aku cowok gak berarti aku kayak gitu." Kata Van.
"Tapi kan semua cowok sama aja, tukang bohong." Kata Karin.
"Hey, kalian ini sudah berapa lama temenan sama aku, gak mungkin lah aku tukang bohong." Kata Van.
"Iya deh iya." Kata Karin.
"Ngomong2 Aira, calon suamimu ganteng gak?" Tanya Karin.
"Ya lumayan sih. Tapi orangnya rada nyebelin." Kata Karin.
"emang kamu diapain aja sama cowok itu?" Tanya Karin. Aira lalu menceritakan kejadian kopi nya dan ia diantar Adrian ke sekolah.
"Wahh berarti dia penyelamatmu banget yahh jadi kamu gak telat ke sekolah." Kata Karin terkagum.
"Aku malah gak suka, dia sok pahlawan banget jadi orang. Aku kan gak kenal sapa dia, orang asing. Kalo aku diculik gimana?" kata Aira.
"diculik ke pelaminan kaleee." Canda Van. Muka Aira memerah membayangkan yang tidak2. Tiba2 Rikki datang membuyarkan obrolan mereka.
"Hai Aira." Sapa Rikki.
"Oh eh, hai." Aira gugup.
"Aku sudah selesai pake bukunya, hari ini akan kukembalikan ke perpus, jadi kamu bisa meminjamnya nanti." Kata Rikki.
"Ahh, terima kasih banyak." Kata Aira. Rikki tersenyum. Tiba2 seorang cewek cantik menghampiri mereka.
"eh rikki, kamu aku cari2 ternyata disini. Ngapain sih ngomong sama orang udik kayak mereka." kata cewek itu.
"Lagian ngapain sih kamu ngikutin aku mulu, terserah aku lah mau ngomong sama siapa aja." Kata Rikki.
"Hai Namila, mau makan bareng kami?" Sapa Van.
"Eh, gak sudi aku duduk bareng orang udik kayak kalian. Rikki, mamaku tadi masakin bekal yang enak, ayo kamu harus cobain, ga boleh nolak." Namila menarik tangan Rikki, menyeretnya.
"Aira, sampai ketemu di perpus yah" kata Rikki sebelum pergi. Aira hanya mengangguk.
 "Ihh, apaan sih yang orang udik, yang ada dia tuh norak, keganjenan banget." Kata Karin kesal.
"jangan gitu dong sama Namila, gitu2 kan dia cantik." bela Van.
"Ini lagi bukannya belain temen sendiri. Dasar pengkhianat! Semua cowok sama aja!" jitak Karin pada Van.
"Aku salah mulu." Kata Van.
"Udah2, ga usah berantem." Lerai Aira.
"Ohiya ngomong-ngomong, kamu kok bisa sih disapa cowok kayak Rikki? Beruntung banget." Tanya Karin.
"Ah itu, karna kemarin aku pengen pinjem buku yang sama kayak dia, tapi dia yang pinjem duluan." Cerita Aira.
"Ooohh sooo sweeet." Kata Karin.
"Kok sok suit sih??" Tanya Van.
"Gak sengaja pinjem buku yang sama, lalu timbul benih-benih cinta, lalu sering bersama." Khayal Karin.
"Ahh kamu pasti kebanyakan baca webtoon romance" ledek Van.
"Aira, kayaknya kalo kamu jadian sama Rikki cocok deh. Kalian sama-sama pinter." Kata Karin.
"Kamu bisa aja. Kalo aku pinter harusnya aku masuk kelas unggulan yang sama dengannya." kata Aira.
"Ahh benar juga. Tapi IPA 1 itu udah kebanyakan orang pinter. Kasian kelas lain kalo gak ada murid pinter nya. Makanya kamu dimasukin ke IPA 5." Kata Van.
"Hmm, bisa jadi." Kata Aira.



Sepulang sekolah...


Aira hendak ke perpus. Sekilas melihat Namila mengejar Rikki.
"Rikki, pulang bareng yuk. Kamu ngapain sih ke perpus melulu." Kata Namila.
"Kamu pulang duluan aja sana, udah dijemput kan. Lagian rumah kita berlawanan arah. Aku ada urusan di perpus. Udah kamu pulang aja sana." Usir Rikki. Aira kemudian masuk ke perpus.
Aira melihat buku yang ingin ia pinjam sudah ada di perpus. Rikki sudah mengembalikannya ke perpus. Aira mencoba meraihnya tapi tangannya tak sampai. Tiba-tiba ada tangan lain yang membantunya.
"Kamu sudah datang? Cepat sekali. Ini bukunya." Kata Rikki.
"Ehh, Terima Kasih." Ucap Aira.
"Kamu suka baca buku tentang sejarah begitu ya?" Tanya Rikki.
"Iya, lebih suka tentang penemuan teknologi gitu, soalnya aku sering penasaran." kata Aira.
"Oh gitu, sering baca di internet juga?" Tanya Rikki.
"Kadang suka males baca di internet, banyak hoax dan sumbernya gak valid. Kalo di buku kan sumbernya jelas." Kata Aira.
"Iya sih, apalagi kalo dari fanpage aneh2. Oya, aku tau toko buku yang jual buku-buku menarik seperti yang kamu baca." kata Rikki.
"Benarkah? Lengkap gak?" Tanya Aira.
"Iya lumayan, ada karyanya Kahitna Gandi, Teremiye, Asma Nada, dll." Kata Rikki.
"Wahh, mereka pengarang favoritku!" kata Aira.
"Kapan-kapan mau coba kesana?" tanya Rikki.
"Hmm, boleh" ucap Aira.
"Baiklah, kalo begitu, kapan2 akan kuantar kamu kesana." ucap Rikki.



perjalanan ke rumah...


"Aku akan diantar Rikki ke toko buku, lalu kami jalan berdua." Batin Aira, mulai berpikir aneh-aneh.
Di tengah perjalanan, Aira bertemu Adrian.
"Hai Aira." Sapa Adrian.
"Ngapain kesini?" Tanya Aira.
"Mau ketemu kamu. Gak boleh?" Tanya Adrian.
"Enggak." Jawab Aira ketus.
"Kenapa gak boleh? Kan aku gak gigit." Kata Adrian.
"Ya pokoknya ga boleh."kata Aira.
"Apa aku ganggu kamu?"
"Ganggu banget!"
"Kamu lagi sibuk?"
"Bawel banget sih!" Aira mulai kesal. Tiba-tiba ibu Aira keluar rumah.
"Ada apa sih ribut-ribut Aira, suaramu kedengeran tau. eh ada nak Adrian. Aira, kok kamu gak nyuruh Adrian masuk?" Tanya Ibu Aira. Aira cuma mangut2 kesal. Adrian tersenyum.

Di dalam rumah...

"Gimana kuliahmu nak Adrian? Sudah mau lulus kan?" tanya ibu Aira.
"Masih ngerjain Tugas Akhir tante. Semoga tahun ini bisa selesai." Kata Adrian.
"Tante doakan semoga lancar ya, biar cepat lulus dan bisa segera melamar Aira." Kata ibu Aira.
"Ibuuuuu nih." Aira kesal.
"Kalo begitu saya pulang dulu ya tante. Saya cuma mau antar ini titipan papa, oleh-oleh dari Jerman. Salam buat om ya tante." Kata Adrian.
"Makasih banyak ya nak Adrian. Salam untuk papamu juga. Hati-hati di jalan ya." Kata ibu Aira.
"Nanti kita ketemu lagi ya." bisik Adrian pada Aira.
"Gak sudi !!!" Ucap Aira dalam hati.