Lynna's blog

Catatan harian seorang gadis

Saturday, May 31, 2014

Jodoh Cinta Karena Allah

Assalamualaikum wr wb


Hai para sobat muslim yang selalu galau menunggu datangnya pujaan hati. Ketika umur sudah dewasa pasti kalian ingin mencari jodoh dan membangun keluarga yang bahagia. Sebelumnya gue juga membahas sedikit tentang jodoh. Kali ini bakal dibahas full. Mari kita pahami dulu tentang cinta. Apasih cinta? Kalian semua pasti bisa mendefinisikan secara masing-masing tentang cinta. Yang mau gue bahas disini adalah cinta karena Allah. Kenapa cinta karena Allah? Pada dasarnya, semua cinta yang selain karena Allah tidak akan abadi dan semua itu palsu. Ambil contoh, kalau lo cinta sama sesuatu pasti bakal bela-belain melakukan apa saja demi mendapatkan sesuatu tersebut. Misalnya lo penggemar berat pete, ketika lagi beli makanan nggak ada petenya lo bakal keliling Jakarta buat nyari pete saking inginnya makan pete. Ketika lo suka sama seseorang bakal melakukan apa saja demi si mendapatkan si dia (tentu hal ini tidak dibenarkan). Bagaimana dengan cinta karena Allah? Pertama, sebagai manusia kita harus sadar bahwa kita diciptakan dan diberi kehidupan oleh Nya, jadi sudah pantas kita mencintaiNya. Bila kita mencintaiNya kita rela melakukan apa saja untuk mendapatkan ridha Nya. Cukup simple, kita hanya melakukan kewajiban yang diperintahkan dan menjauhi laranganNya. Kalau kita lihat fenomena dunia, manusia lebih rela melakukan apa saja demi manusia lain dibandingkan untuk sang Pencipta. Ini yang salah. Lalu untuk urusan jodoh, kenapa kita harus cinta karena Allah?



Ketika kita jatuh cinta pada manusia, bahasa gaulnya naksir, perasaan itu nggak akan bertahan lama bisa hilang sewaktu-waktu. Pasti lo sering liat banyak kasus yang tadinya suka jadi nggak suka terus orang yang disuka ganti-ganti terus jadi galau. Hehehehe jadi ngomong ama diri sendiri. Ketika memutuskan untuk menikah, apa alasan untuk menikah?
1. Karena cinta sama manusia dan ingin meneruskan ke jenjang yang lebih serius.
2. Karena harta.
3. Karena Allah.
4. De el el
Kalau alasan 1 sama 2 udah bisa dipahami sendiri lah ya. Untuk alasan ke3, menikah adalah ibadah dan untuk menyempurnakan ibadah. Perbuatan zina yang dilakukan sebelum menikah ketika dilakukan setelah menikah menjadi halal dan berpahala. Pegang tangan istri pahala, gombalin istri pahala, berhubungan lebih berpahala. Kalau aktivitas itu dilakukan sebelum menikah jatuhnya dosa. Jika mencintai seseorang karena Allah, pacaran akan dijauhi karena Allah melarang pacaran. Di dalam Al'quran memang tidak tertulis pacaran dosa ataupun TTM (teman tapi mesra) juga HTS kita tau itu haram dari perbuatan-perbuatan yang diperbuat. Cinta akan dibuktikan dengan jalan pernikahan. Itulah cinta karena Allah. Selain itu, cinta karena Allah juga ikhlas dan tidak memaksa. Kita tidak dapat memaksa atau meminta kepada Allah A menjadi jodoh kita. Bisa saja Allah tidak ridha. Kita harus ikhlas siapapun jodoh kita. Perasaan yang tumbuh sebelum menikah adalah perasaan suka yang wajar. Namun, perasaan itu harus dikontrol agar tidak menjadi nafsu yang akan membawa ke zina. Perasaan suka itu bisa berubah-ubah sebelum mendapatkan orang yang tepat menjadi pendamping hidup. Ketika sudah menikah, barulah perasaan cinta mulai tumbuh. Cinta karena Allah.

Tentang mendapatkan jodoh, jodoh sudah ditetapkan oleh Allah siapa jodoh kita. Namun, cara menjemput jodoh adalah pilihan kita. Kita mau jemput dengan cara yang halal atau haram. Kita harus ikhlas dan percaya bahwa Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita. Jodoh adalah cerminan diri kita. Bila seseorang memaksa si A menjadi jodohnya lalu ternyata tidak berjodoh, mulai menyalahkan Allah karena tidak dijodohkan, ini sangat salah dan tidak cinta karena Allah. Terkadang, mengakui Tuhan itu adil sulit karena hanya dilihat dengan logika semata. Tapi jika dipikir ulang terus dan terus maka kita akan tahu betapa adilnya Tuhan.





Kalau kalian sering mendengar doa minta jodoh ya Allah tolong jodohkan aku dengannya. Jika kami tidak berjodoh maka jodohkanlah. Doa ini nggak bener. Mau sampe mampus nggak bakal dikabulin. Jodoh itu harus ikhlas. Sampai mati kita tidak akan pernah tahu siapapun jodoh kita. Bagaimana cara menjemput dengan cara yang halal? Pertama, kita harus sudah siap untuk menikah. Ketika sudah siap menikah, minta bantuan orang-orang terdekat seperti keluarga dan teman-teman untuk dicarikan kenalan dan melakukan proses ta'aruf. Terdengar aneh? Kalau begitu coba cara dengan mencari kenalan sendiri. Bila mengenal lawan jenis dan kemudian tertarik, bertemanlah dengannya dengan menjaga batas-batas agar tidak mendekati zina. Pertemanan itu dilakukan agar bisa lebih mengenalnya. Jika dirasa merasa cocok, bisa minta bantuan teman atau pihak lain untuk menyampaikan maksud dari isi hati agar dapat meminangnya. Ngomong langsung sama doi juga boleh asalkan tujuannya memang untuk mencari pasangan. Kalau ditolak, berarti nggak jodoh. Selalu berdoa dan meminta petunjuk kepada Allah. Sering-sering bersedekah agar Allah cepat memeberikan petunjuk tentang jodoh.

Kalau suka sama orang tapi belum siap nikah gimana? Kalian harus ingat, cinta terhadap manusia tidak ada yang abadi. Mungkin sekarang bisa aja naksir, tapi Allah maha membolak-balikkan hati. Ketika naksir seseorang tapi belum mampu menikah, sering-sering berpuasa untuk menjaga hawa nafsu. Jangan sampai pacaran. Berteman saja dengan orang yang ditsksir tapi jangan sampai TTM. Karena, lambat laun perasaan itu akan memudar dengan sendirinya. Kalau lagi jatuh cinta dinikmatin aja. Jatuh cinta itu indah kok. Mau suka sama 2 orang asalkan belum menikah juga nggak apa-apa. Hehehe. 22nya jangan dipacarin ntar jadi galau. Bisa kan jatuh cinta tanpa pacaran? Nanti kalau sudah ketemu jodoh, hati kita hanya akan terpaut oleh satu orang saja. Perasaan cinta kepada yang lain bisa hilang. Itulah cinta karena Allah.




Selamat menanti jodoh...

Wassalamualaikum wr wb

Assalamualaikum wr wb


Halo sobat muslim semuanya yang lagi galau dimana-mana. Kali ini gue mau bahas tentang takdir dan pilihan. Pasti kita semua sering merasa galau masalah ini, terlebih lagi kepada orang yang sedang ditimpa musibah dan cobaan berat. Hati kemudian bertanya apakah ini takdir Allah? Lalu hati mulai berkeluh kesah dan terkadang menyalahkan takdir. Percayalah sobat, semua cobaan yang terjadi itu karena ulah manusia itu sendiri. Namun, pernahkah kalian berpikir atau bertanya jika Allah tahu semua rencana hidup kita dari awal sampai akhir berarti Allah juga tahu kita akan masuk neraka atau surga, lalu untuk apa kita hidup? Agak sulit menjawab pertanyaan seperti ini. Disini, gue ingin mengajak kalian untuk berpikir tentang hidup dan jalannya kehidupan kita ini. Gue pun juga pernah galau masalah ini. Kalau kalian nonton film-film pembunuhan, action, atau adventure disitu pasti ada peran utama atau jagoannya. Kenapa jagoan itu nggak mati di dalam film padahal adegannya ngeri bisa ngebunuh orang? Karena sutradara menakdirkan ia untuk tetap hidup sampai akhir film. Kalau mati di awal nggak seru amat, nggak bakal ada yang nonton. Hehehe. Di film itu, sutradara telah merancang skenario dan sudah menetapkan apa yang harus dilakukan oleh pemain. Si A bakal jadi jahat di film itu dan si B bakal jadi baik. Para pemain hanya mengikuti naskah tanpa bisa menentukan pilihan mereka karena sudah ditetapkan sutradara. Jika kita melihat kehidupan ini, apakah Allah sudah merencanakan semuanya kehidupan kita jadi kita hanya menjalaninya saja? Berarti Allah juga sudah menentukan si A bakal jadi jahat lalu masuk neraka dan si B jadi baik lalu masuk surga. Berarti kita nggak punya pilihan dong. Apakah benar begitu? Kita nggak ada yang tahu. Gue akan jabarkan menurut pemikiran gue (dan entah kenapa firasat gue selalu benar). Bedanya Allah dengan sutradara film adalah, Allah memberikan kita pilihan hidup, kita dapat memilih mau jadi antagonis atau protagonis. Kita dapat memilih mau surga atau neraka. Namun, takdir jalannya hidup kita sudah ditentukan oleh Allah. Maksudnya gimana sih?




Pilihan ada di tangan kita.

Takdir itu apa sih? Takdir adalah sesuatu yang sudah ditetapkan dan tidak dapat diubah. Contoh, kematian, umur, jenis kelamin itu tidak dapat diubah. Takdir jalannya kehidupan juga tidak dapat diubah namun kita bisa memilih jalan hidup kita. Maaf kalo kata-kata gue agak sulit dimengerti. Untuk dapat memahaminya, kita ambil contoh. Misalnya, kita sedang berlari di car free day. Jalannya sudah ditentukan dari Monas ke Bunderan HI dan di sepanjang jalan sudah ditentukan ada beberapa mobil dan aneka jajanan. Di sepanjang jalan, kita dapat memilih mau istirahat dulu, minum dulu, atau berhenti. Bisa juga motong jalan yang penting garis finishnya ada di HI (sudah ditetapkan dan tidak dapat diubah). Perkara di jalanan kita mau duduk dulu atau ngopi dulu tapi sampainya lama itu pilihan kita. Jika kita tetap terus lari akan cepat sampai. Kira-kira itu sedikit gambarannya.

Lalu berteman juga. Allah sudah menentukan kita akan bertemu siapa dan berteman dengan siapa. Namun dengan bagaimana orang yang akan berteman dengan kita juga tergantung dari kita sendiri. Bila kita ingin menjadi orang yang shaleh maka Allah akan menghadirkan orang-orang shaleh di sekeliling kita dan lingkungan yang mendukung. Tetapi jika kita ingin menjadi anak bandel maka kita akan diberikan lingkungan yang bandel pula. Bisa juga anak bandel dipertemukan dengan orang baik agar bisa diajarkan yang baik. Semua itu sudah diatur oleh Allah dan tergantung bagaimana kita menyikapinya. Allah mempertemukan kita dengan seseorang, itu takdir. Bagaimana kita menyikapi seseorang itu, itu pilihan kita. Kita terlahir sebagai cewek dan cowok itu takdir. Bila kita ingin mengubah gender itu pilihan kita dan dosa. Allah akan memberikan cobaan ke dalam hidup kita, kita dapat memilih mau menyikapi dengan doa atau marah. Allah tahu bila si A berbuat begini hasilnya begitu. Bila si B berbuat begitu hasilnya begini. Allah sudah menyiapkan hasil atas pilihan kita di dunia. Bila kita diberi cobaan lalu kita memilih marah dan berbuat dosa, hasilnya neraka. Sebaliknya, hasilnya merupakan surga. Saat sekolah kita dikasih ilmu yang sudah ditetapkan. Ketika ujian, pilihan kita mau belajar atau tidak. Jika belajar hasilnya bagus, jika tidak belajar hasilnya jelek, jika nyontek nggak dapat nilai atau dapat nilai tapi tidak diridhai.





Terus, gimana ya kalau soal cinta dan jodoh? Di tulisan-tulisan sebelumnya gue telah membahas soal cinta dan haramnya pacaran. Silakan dibaca lagi dengan mengklik label Muslimah's Note. Oke, kalau soal jodoh, itu takdir atau pilihan? Sekali lagi, takdir adalah sesuatu yang sudah ditetapkan dan tidak dapat diubah. Pada dasarnya, jodoh adalah takdir yang sudah ditentukan. Kita tidak bisa memaksa si A menjadi jodoh kita karena Allah sudah menentukan bahwa A berjodoh dengan B. Jodoh juga bisa menjadi pilihan bergantung pada diri manusia itu sendiri bagaimana ia menyikapinya. Sudah jelas bahwa wanita yang baik untuk lelaki yang baik. Begitu juga sebaliknya. Kita pasti akan mendapatkan jodoh yang sesuai dan merupakan cerminan diri kita walaupun kita berbeda sifat dengannya namun hakikatnya setara agar bisa saling melengkapi. Tanda-tanda jodoh tidak dapat kita ketahui dengan pasti karena itu merupakan rahasia Allah. Allah menyiapkan skenario yang berbeda-beda terhadap hambanya soal jodoh. Untuk memahami hal ini, gue akan memberikan contoh. Allah sudah menetapkan bahwa A adalah jodoh B. A dan B bertemu saat mereka masih di bangku sekolah. Beberapa pilihan yang dapat mereka ambil :

1. A berpacaran dengan B selama 10 tahun dengan dosa atas zina yang mereka lakukan sudah bertumpuk. A menikah dengan B karena tidak enak pacaran kelamaan dan juga karena udah saling cinta. Ketika sudah menikah, hubungan mereka tidak seromantis saat pacaran malah sering bertengkar. Dikarenakan hormon cinta mereka sudah habis mereka pakai pada saat masih pacaran.

2. A dan B berteman selama sekolah. Mereka saling mengenal satu sama lain. Saling suka sebagai teman namun tidak pacaran. Lulus sekolah, mereka terpisah dan sibuk kuliah masing-masing, sudah jarang bertemu pula. Ketika sudah dewasa dan waktu untuk mencari jodoh tiba, Allah mempertemukan mereka kembali dengan jalan yang diridhai Nya. Mereka menikah dan bahagia.

3. A memiliki sifat buruk tentang agama dan ia tidak mau memperbaiki sifatnya. A dipertemukan dengan B yang memiliki sifat buruk pula. Ketika menikah, kehidupan mereka tidak pernah mengenal agama secara mendalam sehingga mereka akan mendidik anak mereka tidak dengan agama. Walaupun pernikahan mereka terlihat bahagia namun karena mereka berdua tidak mau mempelajari agama dan anak mereka tidak pernah mengenal agama maka mereka akan mendapat dosa.

4. A sadar memiliki sifat yang buruk tentang agama. A memutuskan untuk memperbaiki dirinya dan bertaubat kepada Allah, berusaha memantaskan diri kepada Nya dan berdoa mendapatkan jodoh yang baik agamanya. Allah maha mengetahui, sementara itu B juga sedang dalam memperbaiki diri. Ketika sudah siap, A dan B dipertemukan dalam keadaan sudah memperbaiki diri dan mempunyai ilmu agama. Ketika menikah, mereka akan mendidik anak mereka dengan ilmu agama agar anak mereka dapat mendoakan mereka masuk surga.

Jadi, jika dari sekarang kita memilih untuk memperbaiki diri kita, insya Allah jodoh kita juga sedang memperbaiki diri. Allah maha mengetahui.
Lalu, jika A dan B berbeda agama (A islam cowok B nonmuslim cewek), inilah jalan yang mungkin mereka pilih :

1. A nekat pacaran dengan B walau mereka beda agama. Mereka mengaku saling cinta dan memutuskan menikah dengan agama berbeda dan mereka saling menghargai agama masing-masing. Kehidupan mereka setelah menikah karena tidak seagama menjadi rumit. Walaupun A islam, ia tidak sepenuhnya mengerti tentang agama yang dianutnya. A bisa jadi ikut istrinya B ke gereja atau sebaliknya walau tidak ada yang berpindah agama, namun A perlahan tidak akan membawa istrinya menuju jalan kebenaran. A harus bertanggung jawab di akhirat bila B tidak berhijab dan beragama islam. Ketika punya anak, anak mereka akan bingung milih agama. Anak-anak mereka mau dididik dengan cara islam atau nonmuslim. Bisa jadi galau. Anak mereka tidak akan terdidik dengan agama. Jatuhnya dosa.

2. B pindah agama ke Islam karena ingin menikah dengan A. Bukan karena Allah. Setelah menikah, B menjadi Islam KTP. A harus ekstra mendidik istrinya menuju jalan kebenaran. Dengan ini, A harus memiliki iman dan ilmu agama yang kuat agar bisa mendidik istrinya.

3. A tetap teguh pada pendirian agamanya. Ia ingin mendapatkan wanita yang sholehah. Ia tidak mau pacaran. B yang mengenal dan melihat A (saat masih sekolah) tertarik belajar agama Islam. Ketika lulus sekolah dan mereka berpisah, A sedang dalam perbaikan diri sementara B mempelajari Islam begitu mendalam, ia pindah ke agama Islam karena Allah. Ketika waktu tiba, A dan B bertemu dan menikah secara Islam.

Kalau yang nonmuslim cowok dan yang islam cewek? Silakan pikir sendiri. Hehehehehe.

Kira-kira itulah gambaran dari sekian banyak contoh kisah jodoh yang ada. Mengapa Islam melarang pacaran agar kita tidak sakit hati menerima kenyataan bahwa ia bukan jodoh kita. Perasaan suka kita terhadap lawan jenis akan hilang seiring waktu berjalan. Namun perasaan cinta yang tumbuh setelah pernikahan dan cinta karena Allah akan abadi. Perasaan cinta terhadap manusia tidak akan abadi dan akan menghilang. Perasaan cinta karena Allah akan tetap tumbuh. Ketika pacaran, mungkin lo bisa bilang kalau jodoh itu di tangan Allah dan kalau putus berarti nggak jodoh yang penting jalani aja dulu sekarang. Tetapi ketika lo putus, lo bakal merasakan patah hati yang luar biasa dan sedih yang amat dalam. Allah sangat menjaga kita, untuk itulah Dia melarang pacaran.

Lalu bagaimana dengan artis yang sering nikah-cerai? Orang yang poligami? Apakah Allah menakdirkan mereka begitu? Berarti jodoh pilihan dong, buktinya bisa cerai dan menikah lagi, bisa milih dong. Hoooo tentu tidak begitu. Seperti yang sudah gue jelaskan, pada dasarnya jodoh adalah takdir. Jalan untuk menjemput jodoh adalah pilihan. Kita mau jemput dengan cara yang halal atau haram semua itu sudah Allah sediakan hasilnya namun goal nya tetap satu. Orang yang sering menikah cerai, mereka menikah bukan karena Allah makanya abis itu cerai. Zaman sekarang, menikah udah kayak pacaran, putus nyari lagi yang baru sampai ketemu yang cocok. A adalah jodoh B namun ditengah jalan A nikah dulu sama C sama D, menikahnya bukan karena Allah tapi karena nafsu dsb. Intinya, jika A adalah orang yang beriman pasti akan mendapat jodoh yang diridhai Allah.

Mungkin sampai sini dulu. Kapan-kapan gue bahas lagi tentang jodoh. Kesimpulannya adalah, semua jalan hidup kita sudah ditentukan Allah. Allah sudah menyiapkan masing-masing result dari kehidupan yang kita pilih namun goal nya tetap satu. Mau jadi jahat hasilnya neraka. Jadi beriman, hasilnya surga. Namun goal dari kehidupan adalah satu = akhirat. Btw, kalau ada pendapat lain sharing aja ya di comment. Gue juga manusia, bisa salah. Kebenaran hanya milik Allah.

Wassalamualaikum wr wb