Lynna's blog

Catatan harian seorang gadis

Sunday, August 18, 2013

Istilah pacaran dan arti sebenarnya

Assalamualaikum wr wb

Lanjutan dari postingan ini tentang pacaran. Setelah kalian tahu tentang alasan dan tujuan pacaran, sebenarnya pada tahu nggak sih arti dari kata "pacaran" sebenarnya? Arti dari pacaran itu nggak jauh-jauh dari dua orang insan yang sedang jatuh hati lalu berkasih-kasihan, bermesra-mesraan dan lain sebagainya. Itulah yang diketahui banyak orang saat ini. Namun, setelah gue survey sana sini nanya-nanya sama orang yang pernah pacaran, baca buku, dan googling, sebenarnya masing-masing orang punya pengertian sendiri tentang pacaran. Nggak jarang banyak banget yang beda pendapat masalah ini. Menurut para ahli agama, pacaran tidak lain adalah suatu perbuatan yang mendekati zina atau sama dengan zina karena umumnya orang-orang yang pacaran sudah pasti zina. Lain dengan orang-orang yang pacaran sehat (katanya) menyatakan bahwa pacaran tidak melulu dengan zina.

"Kalau nggak ngapa-ngapain ngapain pacaran? Karena yang namanya orang pacaran pasti ngapa-ngapain" pernyataan ini gue kutip dari Ustad Felix Siauw dan gue tambahin sedikit. Emang bener, yang namanya orang pacaran itu pasti nggak mungkin nggak ngapa-ngapain. Dan sebenarnya, orang-orang yang pacaran padahal nggak ngapa-ngapain itu karena mereka punya istilah sendiri tentang pacaran. Sebelum kita bahas lebih lanjut tentang istilah pacaran, kita simak dahulu sejarah dan awal mula pacaran yang gue copas dari google.


Jadi ceritanya begini, dahulu, di masyarakat Melayu khususnya, ada budaya memakaikan pacar air (masyarakat Melayu biasa menyebutnya inai) pada dua orang muda mudi yang ‘ketahuan’ saling tertarik oleh keluarganya. Biasanya sang pemuda mengirimkan ‘sinyal’ tertariknya dengan mengirim ‘tim’ pembaca pantun untuk sang gadis pujaannya, nah, tim tadi akan berpantun tepat di depan halaman rumah sang gadis. Ya………mirip serenada dalam budaya Meksiko-lah (atau mungkin orang Meksiko menirunya dari budaya Melayu yang dibawa oleh Vasco Da Gama, si Portugis yang sangat terkenal di Meksiko yang konon pernah mampir di Melayu, hehe). Nah, jika si gadis menyambut pantun sang pemuda dan keduanya ingin meneruskan hubungan mereka maka orangtua keduanya memberikan pacar air di tangan keduanya. Inai tersebut sebagai tanda bahwa keduanya telah memiliki hubungan. Lalu? Nah, ini yang sebenarnya sangat bertanggung jawab. Inai yang ada di tangan akan hilang selama tiga bulan dan selama waktu itulah sang pemuda mempersiapkan segala kebutuhan untuk melamar sang gadis. Jika sampai inai di tangan mereka hilang dan belum juga ada lamaran atau konfirmasi lebih lanjut maka si gadis berhak untuk memutuskan hubungan tersebut dan menerima pinangan lelaki lain. Dan jangan bayangkan selama tiga bulan tersebut mereka berpacaran seperti pacarannya anak zaman sekarang. Mereka sangat terjaga sebelum pernikahan terjadi.

Setelah membaca sejarah tadi, sekarang gue akan membagi istilah pacaran menjadi tiga yaitu istilah A, istilah B, dan istilah C biar pada nggak bingung.

A. Pacaran istilah A, pacaran merupakan proses menuju pernikahan
Untuk pacaran istilah A, istilah ini digunakan pada zaman dahulu yang tidak berlaku pada zaman sekarang namun masih ada sebagian (sedikit) orang yang menerapkan istilah ini. Istilah ini juga dari sejarah pacaran yang tadi. Menurut bahasa Jawa kuno, pacar artinya adalah "calon pengantin" sehingga kata "pacaran" berarti aktivitas yang dilakukan calon pengantin sebelum pernikahan. Ini diambil berdasarkan sejarah pacaran yang tadi. Pada dasarnya, tujuan pacaran itu sama dengan ta'aruf, yaitu perkenalan antara dua insan dalam pencarian kecocokan pasangan hidup untuk berkeluarga. Prosesnya juga hanya tiga bulan, sama seperti ta'aruf. Pengertian pacaran menurut wikipedia yang gue copas :
"Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan. Pada kenyataannya, penerapan proses tersebut masih sangat jauh dari tujuan yang sebenarnya. Manusia yang belum cukup umur dan masih jauh dari kesiapan memenuhi persyaratan menuju pernikahan telah dengan nyata membiasakan tradisi yang semestinya tidak mereka lakukan."
Nah, sudah jelas kan jadi yang namanya pacaran itu tujuannya adalah untuk "menikah" bukan untuk main-main. Untuk aktivitas pacaran itu sendiri bukan dengan jalan berduaan, gandengan, dan lain sebagainya yang biasa dilakukan anak muda zaman sekarang.
"Tradisi pacaran memiliki variasi dalam pelaksanaannya dan sangat dipengaruhi oleh tradisi individu-individu dalam masyarakat yang terlibat. Dimulai dari proses pendekatan, pengenalan pribadi, hingga akhirnya menjalani hubungan afeksi yang ekslusif. Perbedaan tradisi dalam pacaran, sangat dipengaruhi oleh agama dan kebudayaan yang dianut oleh seseorang. Menurut persepsi yang salah, sebuah hubungan dikatakan pacaran jika telah menjalin hubungan cinta-kasih yang ditandai dengan adanya aktivitas-aktivitas seksual atau percumbuan. Tradisi seperti ini dipraktikkan oleh orang-orang yang tidak memahami makna kehormatan diri perempuan, tradisi seperti ini dipengaruhi oleh media massa yang menyebarkan kebiasaan yang tidak memuliakan kaum perempuan. Sampai sekarang, tradisi berpacaran yang telah nyata melanggar norma hukum, norma agama, maupun norma sosial di Indonesia masih terjadi dan dilakukan secara turun-temurun dari generasi ke generasi yang tidak mememiliki pengetahuan menjaga kehormatan dan harga diri yang semestinya mereka jaga dan pelihara."
Tuh kan, wikipedia sudah menyadarinya kalau makna pacaran zaman sekarang itu sudah jauh dari makna yang sebenarnya. Karena prosesnya hanya mengenal saja, tidak perlu pakai jalan berdua, romantis-romantisan, dsb. Dengan ngapel aja itu udah cukup sebetulnya. Tahu ngapel kan? Jadi si cowok main ke rumahnya cewek pada malam minggu untuk bertemu keluarganya lalu mengobrol. Zaman dahulu, pacaran hanya sebatas seperti ini saja.

Pacaran isitilah A, adalah makna pacaran yang paling benar. Namun sayang, istilah ini hanya berlaku pada zaman dahulu saja. Sedikit sekali orang yang mengetahui arti dari istilah ini dan terkadang istilah ini ditolak mentah-mentah oleh istilah pacaran lain yang berlaku pada zaman sekarang.

B. Pacaran istilah B, pacaran mendekati zina
Ini adalah istilah yang dipakai oleh para ahli agama untuk menolak segala jenis pacaran. Karena memang pada kenyataannya pacaran zaman sekarang itu pasti mendekati zina. Coba aja liat film-film, sinetron zaman sekarang yang mengartikan pacaran itu gimana. Kalau cowok nggak nembak cewek dibilang nggak gentle. Kalau cewek nggak PDKT sama cowok idamannya takut cowok itu ngincer cewek lain. Begitulah ABG zaman sekarang dalam mengartikan pacaran. Baca lagi disini untuk mengetahui labilnya ABG dalam pacaran. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), pacar adalah teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih; kekasih. Berpacaran adalah bercinta-cintaan atau berkasih-kasihan dengan kekasih tetap. Nah, "tetap" disini maksudnya gimana tuh? Kan kalau orang pacaran biasanya kekasihnya gonta-ganti berarti nggak tetap dong? Sebenarnya, kekasih tetap disini nggak lain adalah suami-istri. Kenapa bisa begitu? Karena suami adalah kekasih tetap untuk istri dan istri adalah kekasih tetap untuk suami. Dengan begini, banyak ahli agama mengatakan bahwa pacaran itu seharusnya adalah setelah menikah. Karena bila dilakukan sebelum menikah, aktivitas pacaran itu termasuk zina dan itu dosa.

Menyentuh tangan yang bukan mahram itu termasuk zina. Lalu, jalan berduaan atau berkhalwat dengan yang non-mahram itu juga sebenarnya tidak boleh. Memandang lawan jenis dengan syahwat juga nggak boleh. Maksudnya, kalau kita memandang lawan jenis yang kita sukai biasanya akan timbul perasaan dag dig dug yang terkadang dapat membuat kita berpikiran yang nggak-nggak. Dalam hal ini kita harus menahan pandangan agar tidak terjadi zina hati. Betapa pintarnya setan yang berhasil mengelabui pikiran manusia bahwa semua dosa yang dilakukan itu wajar dan tidak apa-apa. Coba deh lo pikir kenapa agama Islam sebegitu ketatnya mengatur hubungan antar lawan jenis. Mendekati zina saja sudah dosa apalagi melakukannya. Mungkin kalian yang lagi pacaran pernah berpikir "pegangan tangan itu kan dosa kecil, selama nggak sampai melakukan hubungan seksual kan nggak apa-apa" dosa yang besar itu berawal dari dosa kecil. Semakin lama ditumpuk akan semakin besar. Itulah mengapa Allah itu melarang mendekati zina karena percayalah berawal dari pegangan tangan, pasti setan akan terus membisiki untuk terus melakukannya. Bila sudah bosan, setan akan berbisik untuk melakukan hal lainnya dan lama-lama dosanya naik tingkat. Terus dan terus. Meskipun pada akhirnya tidak berujung pada hubungan seksual, tetap saja dosa. Dan setiap dosa itu dicatat oleh malaikat yang nantinya akan ditimbang di akhirat nanti.

Tapi, bila aktivitas pacaran tersebut dilakukan setelah menikah, semua akan berbuah pahala loh. Jadi itulah mengapa Allah maha baik. Kita harus menahan nafsu kita untuk tidak melakukan zina karena ketika sudah menikah, semua itu akan menjadi pahala dan bukan lagi dosa. Megang tangan istri pahala, cium istri pahala, pokoknya segala aktivitas zina yang dilakukan sebelum menikah, ketika dilakukan setelah menikah malah jadi ibadah. Hebat ya. Betapa indahnya Allah begitu menjaga diri kita karena Allah akan menghadiahkan kita pahala yang berlimpah.

Pernikahan berbuah pahala


C. Pacaran istilah C, pacaran hanya status
Untuk yang istilah C ini digunakan oleh orang-orang untuk menepis istilah B. Mereka masih menggunakan istilah A tapi tidak semua tujuannya untuk menikah. Mereka yang pacaran mengaku tidak pernah bersentuhan sama sekali. Masih ingat dengan quote yang tadi "kalau nggak ngapa-ngapain ngapain pacaran, karena yang namanya pacaran pasti ngapa-ngapain" nah setelah gue survey dan tanya ke kerabat-kerabat gue yang pacaran dan baca beberapa buku tentang pacaran, alasan mereka pacaran meskipun nggak ngapa-ngapain adalah karena ingin KENAL. Kembali ke istilah A dimana pacaran adalah proses perkenalan dua insan menuju pernikahan. Namun, istilah C ini lebih dari tiga bulan. Biasanya paling lama dua atau tiga tahun setelah itu menikah. Tapi jarang juga ada yang sampai pada pernikahan.

Beberapa alasan dari pacaran istilah C ini adalah sbb:
1. Ekspresi cinta, ekspresi disini tidaklah selebay ABG labil. Mereka mengungkapkan cinta tapi tidak dengan sentuhan karena mereka masih sadar akan dosa. Sebenarnya, meskipun tidak bersentuhan bukan berarti terhindar dari dosa. Masih ada zina hati. Mengekspresikan cinta terkadang bisa menimbulkan zina hati yaitu sering terbayang-bayang si dia, sering terbayang jalan bersama. Pokoknya kalau nggak bisa dikendalikan, akan menyebabkan seseorang selalu membayangkan apa yang tidak bisa ia lakukan di kenyataan, ia lakukan lewat angan-angan. Disinilah setan mulai membisiki untuk mewujudkan apa yang dibayangkan seseorang itu menjadi kenyataan.

2. Penjajakan, seseorang yang punya niat menikah pasti akan mencari calon pendamping hidup mulai dari bangku kuliah. Ia akan berkenalan dengan banyak lawan jenis. Setelah itu, ia akan mulai pacaran dengan seseorang yang ia anggap cocok dengannya dengan alasan ingin mengenal lebih dekat. Karena biasanya seeorang lebih merasa mengenal calon pasangannya lebih dalam lewat pacaran. Karena ia akan kontak langsung dengan seseorang itu. Disini, mereka juga tidak bersentuhan. Bila dirasa udah bener-bener sreg, akan menuju pernikahan. Namun, bila ternyata bukan jodoh Allah akan berkehendak lain. Bisa saja kedua insan itu dipisahkan karena memang tidak berjodoh.

3. Takut jodohnya diambil orang, kalau misalnya belum ada kesiapan untuk menikah, seseorang menyandang status pacaran dulu untuk memberitahu orang-orang kalau dia sudah ada yang punya (punya calon maksudnya). Tapi, ia juga mempersiapkan diri untuk menikah dan bila sudah siap, pasti akan menikah. Ya kalo emang jodoh. Kalau nggak jodoh pasti Allah akan memisahkan. Hehehehe.

Jadi, sebenarnya orang-orang yang pacaran dengan istilah C ini meskipun nggak bersentuhan bukan berarti terhindar dari dosa. Ingat, setan itu sangat pintar. Jalan yang baik itu adalah melalui ta'aruf. Kalian jangan mikir kalau ta'aruf itu perkenalan yang sangat singkat dan sepertinya kaku banget, masa iya baru kenal seminggu bisa langsung menikah. Hehehe. Eits, siapa tahu aja yang perkenalannya seminggu itu, diam-diam salah satu diantaranya sudah mengenal jauh-jauh bulan (bukan jauh-jauh hari) dan diam-diam mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang calon pasangannya namun baru memperkenalkan diri seminggu sebelumnya. Ta'aruf itu dapat menghindarkan seseorang dari perbuatan zina.

Setelah mengetahui istilah-istilah tadi, diharapkan kalian semua paham kenapa banyak banget yang debat soal pacaran. Para ahli agama sudah menegaskan pacaran yang istilah B, namun istilah A datang untuk membenarkan tapi tetap ditolak oleh istilah B karena memang istilah A udah nggak berlaku di zaman sekarang. Mau dipertahanin kayak apa malah dikira sesat. Orang-orang yang dengan istilah C juga dilakukan karena menolak istilah B di zaman sekarang. Tapi tetaplah istilah B yang menang karena istilah B telah dipakai oleh para ahli agama dan dengan dalil yang kuat. Sebetulnya juga mau debat kayak apapun istilah A, B, C itu nggak akan ada habisnya  dan nggak nyambung-nyambung. Misalnya lo nggak suka jeruk asam dan merasa bahwa jeruk asam tidak enak dan jeruk manis yang enak. Tapi ternyata temen lo yang lebih suka jeruk asam ketimbang manis nggak terima dan bilang bahwa jeruk asam adalah yang terenak. Akhirnya ribut deh. Padahal itu dikarenakan lidah lo dan temen lo itu beda rasa. Kalau mau damai ya harus saling mengerti perbedaan selera dan perbedaan lidah seseorang.

Gue minta maaf ya kalau kata-kata gue ada yag salah. Sebetulnya gue juga bingung ngejelasinnya. Semoga kalian semua paham. Jadi kalau misalnya pada mau debat soal pacaran, kudu ngerti dulu pandangan orang yang lo debatin itu kayak gimana, termasuk istialah A, B atau C. Terus cari jalan tengahnya. Gue ingatkan sekali lagi, istilah A adalah arti yang paling benar tapi udah nggak berlaku karena perbuatan manusia seiring jalannya waktu. Untuk itulah istilah B tercipta untuk menepis segala bentuk zina. Di al-quran memang nggak ditulis secara langsung kata "pacaran" yang nggak boleh dilakukan. Tapi karena melihat aktivitasnya makanya diharamkan. Sebenarnya bila istilah A ini terus dipertahankan, tidak akan ada lagi perdebatan tentang pacaran. Dan untuk yang C, meskipun hanya status, lebih baik ta'aruf aja ya. Bila masih ada yang menggunakan istilah A, gunakan istilah ta'aruf aja supaya nggak menimbulkan debat dengan istilah B.

Menikah dan membangun keluarga bahagia

Wassalamualaikum wr wb

2 comments:

Unknown said...

ngapel aja y,.

Unknown said...

You're right

Post a Comment